LATIHAN MENCARI TUHAN YANG HILANG
Banyak
orang merasa gelisah dan berasumsi bahwa hidup mereka tidak berarti lagi.
Kegelisahan yang dialami kian terus menimpa mereka sehingga tak berdaya
menghadapi beratnya hidup. Dalam kondisi seperti ini sering kali mereka mencoba
mencari solusi melalui sarana yang bisa mendatangkan kesenangan sesaat seperti:
menonton sinetron, mendengarkan musik, makan dan minum sepuas hati, pergi ke
tempat-tempat rekreasi dan bar, mencari uang hingga larut malam, terjun dalam
pergaulan bebas, dan sejenisnya. Sarana-sarana tersebut tidaklah buruk karena
seseorang perlu membutuhkan hiburan dalam hidupnya. Namun hiburan tersebut
tidak dapat dikatakan sebagai pemuas yang digunakan untuk mengimbangi
kegelisahan hidup yang semakin parah dengan kondisi yang kering-kerontang.
Karena hiburan itu hanya bersifat sementara dan tidak dapat digunakan sebagai
sumber penghiburan. Dalam rangka mencari dan menemukan Tuhan guna mengimbangi
kegelisahan hidup, maka kita perlu melatih kehidupan rohani yang sudah mandeg
dan terabaikan dengan latihan lohani.
Latihan
Rohani merupakan suatu proses untuk memperoleh kesadaran tentang hidup
dihadapan dan bersama Allah. Pengalaman ini, akan membuat kita memahami bahwa
Allah dapat dialami dalam seluruh ciptaan sebagaimana juga dikutip dalam Injil
Yohanes yakni Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita (Yoh.
1:14). Dasar tersebut membuat kita sungguh mengalami tindakan Allah dalam hidup
konkret. Tindakan Allah itu bersifat menciptakan dan mengarahkan manusia.
Sebagai arah adalah membangun manusia dalam kebenaran sehingga menjadi satu di
dalam Kristus. Proses latihan rohani juga bertujuan mempersiapkan dan mengajak
kita untuk mencari dan menemukan
kehendak Tuhan dalam pengalaman hidup kita, dengan kata lain menolong
kita untuk mengikuti Kristus lebih dekat. Dengan mengikuti Kristus lebih dekat
dan menjadikan Dia sebagai sahabat, maka perjalanan kehidupan kita yang
sebelumnya kering-kerontang akan berubah laksana mentari yang terbenam dibalik
cakrawala penuh keanggunan. Itulah kehidupan sejati yang ditemukan dalam
Kristus.
Ignasius
Loyola menggambarkan bahwa latihan rohani seperti olahraga sebab “sebagaimana
gerak jalan, jarak dekat atau jarak jauh dan lari-lari disebut latihan jasmani,
begitu pula dinamakan latihan rohani setiap cara mempersiapkan jiwa dan
menyediakan hati untuk melepaskan diri dari segala rasa lekat tak teratur dan
selapasnya dari itu, lalu mencari dan menemukan kehendak Allah dalam hidup
nyata guna keselamatan jiwa kita”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
latihan rohani merupakan sebuah pedagogi hidup rohani yang perlu dibangun dan
dibentuk melalui proses kehidupan sehingga dapat terlepas dari kelekatan tak
teratur.
Akhirnya, kerinduan
terbesar untuk mengenal Allah, bukan lagi lewat buku-buku atau konsep-konsep
tetapi dalam diri sebagai permulaan hidup rohani. Manusia sesungguhnya terbakar
oleh kerinduan untuk mencapai lansung, melihat, menyentuh dan merasakan Dia
yang datang diantara kita. Dengan demikian, Allah sesungguhnya berada di depan
mata kita sebagai yang hidup, menyapa dan bertindak sehingga keberadaan-Nya
tidak perlu membutuhkan pembuktian atau pun pemberitahuan. Kita mengalami Allah
dalam perjumpaan personal dan Allah rela dikenal dan dimengerti serta tidak
memerlukan jaminan dari luar perjumpaan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar